Sunday, August 28, 2011

Kisah Anak Kecil pada Hari Raya~


Suatu ketika di Hari Raya, Sewaktu Rasulullah SAW  hendak pergi ke masjid, Baginda mendapati seorang anak yang masih kecil sedang menangis di sebuah sudut jalan. Rasulullah yang sangat berhati lembut dan penyayang kemudian mendatangi anak kecil tersebut, lalu bertanya kepadanya : "Wahai anak, hari ini semua orang sedang bergembira dengan datangnya Hari Raya Idul Fitri, tetapi kamu terlihat menangis seorang diri disini, apa yang terjadi?"

Anak kecil itu menjawab: "Aku sedih, teman-temanku semua bergembira dengan ibu dan ayah mereka, mereka memakai baju baru dan perhiasan baru, sedangkan orang tuaku telah bercerai, ibuku menikah dengan orang lain, ayah tiriku tidak peduli denganku. Dan aku tidak mungkin dapat membeli baju baru."

Rasulullah SAW kemudian tersenyum haru, lantas memeluk anak kecil tersebut dengan penuh kasih, bagaikan anak Baginda sendiri. Setelah itu Rasulullah berkata padanya : "Wahai anak kecil yang dikasihi Allah, maukah jika engkau menjadi anakku, aku menjadi ayahmu, dan Aisyah menjadi ibumu?"

Dengan terharu dan senyum yang tidak dapat terlukisakan, anak itu kemudian memeluk Rasulullah dengan erat, air matanya mengalir karena merasakan kebaikan dan kasih sayang Rasulullah kepada dirinya.

Rasulullah SAW kemudian menggendong anak kecil itu dan membawa ke rumah, kemudian menyerahkannya kepada Sayidatina Aisyah untuk dimandikan. Maka beberapa saat kemudian, si anak kecil yang sebelumnya dekil, kotor, bau dan berantakan itu berubah menjadi bagaikan bidadari kecil yang harum dan cantik.

Begitulah kasih sayang Baginda Rasulullah SAW, sanggup mengasihi dan menghibur orang lain demi kebahagiannya. Baginda sangat sayang terutama kepada anak-anak yang masih belum ada dosa. Marilah kita berusaha meneladani akhlak Rasulullah yang sungguh agung, yaitu alah satunya dengan berkasih sayang sesama manusia. 

Tuesday, August 23, 2011

Amal yang Membuka Pintu Syurga~

Tidak seperti biasanya, hari itu Ali bin Abi Thalib pulang lebih awal menjelang asar. Fatimah binti Rasulullah SAW menyambut kedatangan suaminya yang sehari suntuk mencari rezeki dengan sukacita. Siapa tahu Ali membawa yang lebih banyak karena keperluan di rumah makin besar. Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah. "Maaf sayangku, kali ini aku tidak membawa wang sesenpun."

Fatimah menyahut sambil tersenyum, "Memang yang mengatur rezeki tidak duduk di pasar, bukan? Yang memiliki kuasa itu adalah Allah Ta'ala."

"Terima kasih," jawab Ali. Matanya memberat lantaran isterinya begitu tawakkal. Padahal keperluan dapur sudah habis sama sekali. Pun begitu Fatimah tidak menunjukan sikap kecewa atau sedih. Ali lalu berangkat ke masjid untuk menjalankan sholat berjamaah. Sepulang dari sembahyang, di jalan ia dihentikan oleh seorang tua. "Maaf anak muda, betulkah engkau Ali anaknya Abu Thalib?" Ali menjawab dengan hairan. "Ya betul. Ada apa, Tuan?". Orang tua itu mencari kedalam begnya sesuatu seraya berkata: "Dahulu ayahmu pernah kusuruh menyamak kulit. Aku belum sempat membayar upahnya, ayahmu sudah meninggal. Jadi, terimalah wang ini, sebab engkaulah ahli warisnya." Dengan gembira Ali mengambil haknya dari orang itu sebanyak 30 dinar.Tentu saja Fatimah sangat gembira memperoleh rezeki yang tidak di sangka-sangka ketika Ali menceritakan kejadian itu. Dan ia menyuruh membelanjakannya semua agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan keperluan sehari-hari.Ali pun bergegas berangkat ke pasar. Sebelum masuk ke dalam pasar, ia melihat seorang fakir menadahkan tangan, "Siapakah yang mahu menghutangkan hartanya kerana Allah, bersedekahlah kepada saya, seorang musafir yang kehabisan bekal di perjalanan." Tanpa berfikir panjang, Ali memberikan seluruh wangnya kepada orang itu.

Pada waktu ia pulang dan Fatimah kehairanan melihat suaminya tidak membawa apa-apa, Ali menerangkan peristiwa yang baru saja dialaminya. Fatimah, masih dalam senyum, berkata, "Keputusan kanda adalah yang juga akan saya lakukan seandainya saya yang mengalaminya. Lebih baik kita menghutangkan harta kerana Allah daripada bersifat bakhil yang di murkai-Nya, dan yang menutup pintu syurga untuk kita."

Sunday, August 7, 2011

Kata-Kata Hikmah Orang Soleh~

SAYIDINA ABU BAKAR:

1. Sesungguhnya seorang hamba itu bila merasa ujub kerana suatu perhiasan dunia, nescaya Allah akan murka kepadanya hingga dia melepaskan perhiasan itu.

2. Semoga aku menjadi pohon yang ditebang kemudian digunakan.

3. Dia berkata kepada para sahabat,"Sesungguhnya aku telah mengatur urusan kamu, tetapi aku bukanlah orang yang paling baik di kalangan kamu maka berilah pertolongan kepadaku. Kalau aku bertindak lurus maka ikutilah aku tetapi kalau aku menyeleweng maka perbetulkan aku!"

SAYIDINA UMAR BIN KHATTAB:

l. Jika tidak kerana takut dihisab, sesungguhnya aku akan perintahkan membawa seekor kambing, kemudian dipanggang untuk kami di depan pembakar roti.

2. Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki.

3. Wahai Tuhan, janganlah Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad SAW di atas tanganku. Wahai Tuhanku, umurku telah lanjut dan kekuatanku telah lemah. Maka genggamkan (matikan) aku untukMu bukan untuk manusia.

SAYIDINA ALI KARAMALLAHU WAJHAH:

1. Cukuplah bila aku merasa mulia karena Engkau sebagai Tuhan bagiku dan cukuplah bila aku bangga bahwa aku menjadi hamba bagiMu. Engkau bagiku sebagaimana yang aku cintai, maka berilah aku taufiq sebagaimana yang Engkau cintai.

2. Hendaklah kamu lebih memperhatikan tentang bagaimana amalan itu diterima daripada banyak beramal, kerana sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai takwa. Bagaimanakah amalan itu hendak diterima?

3. Janganlah seseorang hamba itu mengharap selain kepada Tuhannya dan janganlah dia takut selain kepada dosanya.

4. Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya.

UMAR BIN AZIZ:

1. Orang yang bertakwa itu dikekang.
2. Sesungguhnya syubhat itu pada yang halal.
3. Kemaafan yang utama itu adalah ketika berkuasa.

SUFFIAN AS THAURI:

1. Tidak ada ketaatan bagi kedua ibu-bapa pada perkara syubhat.

2. Sesungguhnya seorang lelaki itu berharta bila dia zuhud di dunia, dan sesungguhnya seorang itu adalah fakir bila dia gemar pada dunia.

3. Menuntut ilmu lebih utama daripada solat sunat.

IMAM AS SYAFIE:

1. Barangsiapa menghendaki akhirat wajib baginya ikhlas pada ilmu.

2. Tidak ada sesuatu yang lebih indah pada ulama kecuali dengan kefakiran dan mencukupi dengan apa yang ada serta redha dengan keduanya.

3. Hendaklah kamu berilmu pengetahuan sebelum kamu menjadi ketua, sebab sesudah kamu menjadi ketua, tidak ada jalan lagi bagimu untuk mencari pengetahuan.

4. Orang yang berakal itu adalah orang yang akalnya dapat mengawal segala sifat-sifat mazmumah (sifat keji).

5. Barangsiapa yang menyukai bila Allah menutupinya dengan kebaikan maka hendaklah dia bersangka baik terhadap manusia.

IMAM MALIK:

1. Ilmu itu bukanlah dengan membanyakkan riwayat tetapi ilmu itu adalah cahaya yang Allah letakkan dalam hati.

2. Apabila seseorang itu memuji dirinya maka hilanglah cahayanya.

3. Wajib bagi orang yang menuntut ilmu untuk memiliki kebesaran, ketenangan dan ketakutan.

IMAM ABU HANIFAH:

1. Tidak sekalipun aku solat kecuali aku doakan untuk guruku Hammad dan juga mereka yang pernah mengajarku serta mereka yang pernah aku ajar. (murid-muridnya).

2. Telah sampai berita kepadaku, bahwa tidak ada yang lebih mulia daripada seorang alim yang warak.

IMAM AHMAD:

Jangan kamu mengambil ilmu dari orang yang mengambil benda dunia di atas ilmunya.

SUFFIAN BIN UYAINAH:

1. Dua perkara yang susah sekali untuk mengubatinya iaitu meninggalkan loba (tamak) untuk manusia dan mengikhlaskan amal untuk Allah.

2. Siapa yang ditambah akalnya akan kuranglah rezekinya.

3. Zuhud di dunia itu adalah sabar dan menunggu-nunggu kedatangan mati.

4. Ilmu itu jika tidak memberi manfaat padamu maka akan memberi mudarat padamu.

5. Orang yang menuntut ilmu tidak akan dianggap sebagai orang yang berakal hingga dia melihat dirinya lebih hina dari sekalian manusia.

1. Surat dari ibu Aisyah ra untuk Khalifah Muawiyah berbunyi sebagai berikut:

"Aku dengar Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang mengusahakan keredhaan Allah sampai manusia kesal kepadanya, ia akan dibantu Allah dalam menghadapi manusia. Dan siapa yang tidak menghiraukan Allah agar disenangi manusia nasibnya akan diserahkan Allah pada manusia."

Oleh itu tetaplah hati tuan dalam takut pada Allah karena bila tuan takut pada Allah, Dia akan membantumu terhadap manusia. Tetapi kalau tuan takut pada manusia mereka tidak akan dapat menolongmu terhadap Allah sedikit pun."

2. Khalifah Umar Ibnu Aziz menasihati gabenor di daerah pemerintahannya dengan perkataan sebagai berikut:

"Kekuasaan yang ada di tangan saudara-saudara telah memungkinkan kalian untuk menzalimi rakyat. Bila terasa di hati kalian untuk menzalimi seseorang, ingatlah segera betapa besarnya kekuasaan Allah atas diri saudara-saudara."

"Ketahuilah bahwa satu kejahatan yang anda timpakan pada rakyat lambat laun akan hilang bekasnya dari mereka tetapi bekasnya akan tetap untuk saudara-saudara dalam daftar dosa. Ketahuilah pula bahwa Allah SWT membela orang teraniaya terhadap yang menzaliminya."

3. Luqmanul Hakim menasihati anaknya:

"Wahai anakku, dampingilah selalu para ulama dan jangan engkau banyak berdebat dengan mereka agar jangan dibenci oleh mereka."

"Ambillah dari dunia sekadar keperluan dan biayakan (belanjakan) kelebihan hasil usahamu untuk Akhirat. Dunia jangan ditolak semua agar engkau tidak menjadi 'parasit' (orang yang menumpang hidup pada orang lain tanpa membalas apa-apa) yang menyusahkan manusia (orang) lain."

"Berpuasalah selalu untuk menundukkan nafsumu, tetapi jangan sampai meletihkan badan sehingga merusak shalatmu kerana solat lebih utama dari puasa."

"Janganlah engkau duduk berteman dengan orang yang bodoh, sombong dan jangan didekati orang yang bermuka dua."

wallahu'alam~